Pradita : Budayakan Rasa Malu Dalam Pencegahan ” KORUPSI “

Foto : As.Sisca Pradita ( Pemimpin Redaksi News Linkaktual.com )

Editorial : Pencegahan dalam melakukan Tindakan Korupsi oleh para Pejabat

JAKARTA,NEWS LINK AKTUAL.COM–

” Budayakan rasa malu dalam pencegahan atau perbuatan korupsi Korupsi sudah sangat merajalela di kota maupun di daerah yang telah merugikan keuangan negara”.

Korupsi merupakan salah satu masalah besar yang mengancam stabilitas dan kemajuan negara.

Pemimpin Redaksi Media News Linkaktual.com,As.Sisca Pradita, menyoroti dan sangat prihatin dengan adanya peristiwa yang dilakukan oleh pejabat Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Tak hanya di tingkat pusat, korupsi juga merajalela di berbagai daerah, bahkan sampai ke level yang paling bawah.

Foto : Terlibat Korupsi Rp 150 Miliar di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry dan Fairza Langsung Ditahan Usai Diperiksa Kejati DKI Jakarta

Dampaknya sangat besar, tidak hanya terhadap keuangan negara, tetapi juga terhadap moralitas masyarakat dan kualitas pelayanan publik.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan membudayakan rasa malu dalam masyarakat, terutama di kalangan para pemangku kebijakan dan individu yang memiliki kekuasaan.Kata Pradita

Korupsi dan Dampaknya

Lanjut Pradita menuturkan Korupsi menggerogoti berbagai aspek kehidupan negara, mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur.

Negara yang dirugikan oleh praktik korupsi akan mengalami penurunan kualitas pelayanan publik, terhambatnya pembangunan, dan ketidakadilan sosial yang semakin meluas.

Di tingkat daerah, korupsi sering kali lebih menyakitkan karena langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang seharusnya menerima manfaat dari anggaran daerah.

Tidak hanya merugikan negara, korupsi juga menciptakan ketimpangan sosial yang semakin lebar.

Foto : Tersangka Korupsi Rp2,3 M, Kadisdik Riau Ditahan Atas Kasus Dugaan SPPD Fiktif saat Menjabat Plt Sekwan

Masyarakat yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang baik dan adil, justru menjadi korban dari tindakan yang mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama masyarakat.Ujar Pradita

Rasa Malu Sebagai Pilar Pencegahan Korupsi

Pradita mengatakan salah satu nilai yang sangat penting dalam masyarakat adalah rasa malu. Budaya malu yang kuat dapat menjadi tameng yang efektif dalam mencegah seseorang melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, termasuk dalam hal korupsi. Rasa malu ini harus ditumbuhkan sejak dini dalam keluarga, pendidikan, dan lingkungan sosial.

Jika rasa malu ini menjadi bagian dari identitas diri, maka seseorang akan merasa tidak nyaman dan bahkan terhina bila melakukan tindakan yang menyimpang, seperti menerima suap atau menyalahgunakan kekuasaan.

Penting untuk memahami bahwa rasa malu bukan hanya soal takut dihukum atau terungkapnya perbuatan buruk tersebut. Lebih dari itu, rasa malu harus berakar pada kesadaran moral bahwa korupsi adalah perbuatan yang merusak kehormatan diri sendiri dan merugikan orang banyak. Jika rasa malu ini dimiliki oleh setiap individu, maka akan tercipta lingkungan yang lebih sehat, di mana norma dan etika dijunjung tinggi.

Peran Pendidikan dalam Membentuk Rasa Malu

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan moralitas individu. Melalui pendidikan yang baik, nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan rasa malu dapat ditanamkan.

Sekolah dan lembaga pendidikan seharusnya tidak hanya menekankan pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang baik.

Di Indonesia, pengajaran tentang etika, kejujuran, dan tanggung jawab sosial harus dimasukkan dalam kurikulum yang diajarkan di berbagai jenjang pendidikan. Anak-anak perlu diajarkan sejak dini bahwa tindakan korupsi bukan hanya ilegal, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dihormati.

Peran Masyarakat dan Pemerintah dalam Menumbuhkan Budaya Malu

Selain pendidikan, masyarakat juga harus memiliki peran dalam menciptakan budaya malu dalam pencegahan korupsi. Masyarakat harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya melaporkan korupsi, tetapi juga menilai dan memberi sanksi sosial terhadap tindakan yang melanggar norma. Melalui diskusi publik yang sehat dan transparansi dalam pemerintahan, masyarakat dapat berperan aktif dalam menumbuhkan budaya yang menentang segala bentuk korupsi.

Foto : Modus Korupsi kadispendik Jatim: 60 Kepala SMK Setor 200-300 Juta dengan Kwitansi Kosong

Di sisi lain, pemerintah juga harus menunjukkan komitmennya dalam memberantas korupsi dengan cara menegakkan hukum yang adil dan memberikan sanksi yang tegas. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan contoh yang baik dengan menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam setiap kebijakan dan tindakan mereka.

Pemerintah yang bersih dan berintegritas akan menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya rasa malu terhadap perbuatan korupsi.Ujar Pradita

Kesimpulan

Terakhir Pradita menyimpulkan pencegahan dan pemberantasan korupsi membutuhkan usaha yang tidak hanya bersifat struktural dan hukum, tetapi juga kultural.

Budaya malu yang mendalam dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi korupsi.

Dengan menumbuhkan rasa malu, baik melalui pendidikan yang tepat, peran aktif masyarakat, maupun keteladanan dari pemerintah, diharapkan kita dapat menciptakan bangsa yang lebih jujur, adil, dan sejahtera.

” Mari bersama-sama membudayakan rasa malu dalam setiap tindakan kita, agar korupsi bisa terkikis dan negara kita semakin maju”. Pungkas Pradita.

( RED )

L

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *