Fhoto : Ilustrasi
KARAWANG,NewsLinkaktual.com,–
Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
Dering telepon terdengar dari ponsel Buri, malam itu sekitar pukul 21.00 WIB, ia mendapatkan permintaan untuk menengok kondisi istri dan anak-anak adiknya di rumah yang terletak di Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang.
Mendengar permintaan itu datang dari adik kandungnya, segera menyanggupi. Ia kemudian bertolak ke Palumbonsari untuk mengetahui kondisi adik ipar dan keponakannya.
“Malam adik saya (suami korban) jualan jamu di toko, biasa pulang menjelang pagi, jadi malam sekitar jam 9 saya ditelepon adik saya disuruh ke rumah untuk melihat kondisi anak-anaknya,” ujar Buri saat dihubungi detikJabar.
Ia menjelaskan, setelah sampai di rumah, gerbang diketahui dalam keadaan digembok, namun Buri nekat masuk dengan menaiki gerbang, saat mengetuk pintu ke dalam rumah korban Komalasari masih terjaga dan menghampiri Buri.
“Iya saya akhirnya masuk naik gerbang, karena digembok, ibunya masih ada keluar bukain pintu, saya tanya ada apa, gak ada apa-apa. Saya tanya anak-anak gimana dibilangnya sudah tidur,” kata Buri.
Namun, Buri yang penasaran melihat gelagat aneh dari Komalasari, ia kemudian meminta ketemu anak-anaknya, namun ditolak mentah-mentah.
“Saya pengen ketemu anak-anaknya, tapi dia agak marah, nadanya tinggi katanya sudah tidur jadi ya saya tidak bisa memaksa dan saya kembali pulang,” ungkapnya.
Berselang beberapa jam, adik Buri yang merupakan suami Komalasari menelepon Buri dan mengatakan bahwa istri, dan anak pertamanya meninggal.
“Saya ditelepon sekitar pukul 03.00 dini hari mau subuh, adik saya cerita istri dan anak pertamanya yang perempat meninggal di pintu kamar, saya syok dan langsung tak ingat apa-apa (pingsan),” ujar dia.
Komalasari memiliki dua anak, yang pertama seorang perempuan yang juga ditemukan meninggal, sedangkan anak kedua merupakan seorang laki-laki yang pada saat kejadian ditemukan histeris melihat ibu dan kakaknya tewas diduga gantung diri.
“Jadi anaknya dua, yang perempuan yang meninggal juga, dan yang kecil laki-laki dia selamat itu. Apa karena selamat jatuh dari gantungan atau gimana saya gak tahu, karena saat masuk ke rumah tali yang menggantung itu ada tiga,” katanya
Polisi Dalami Motif di Balik Aksi Bunuh Diri
Kapolsek Karawang Kota Kompol Senen Ali, membenarkan adanya peristiwa tersebut, pihaknya kini sedang menangani dua jasad korban, yang merupakan ibu dan anak.
“Kita tiba di lokasi rumah korban di perum Palumbonsari, Karawang timur namun posisi jenazah ibu dan anak ini sudah diturunkan dari tali gantungan oleh suami korban, kita sedang tangani jasadnya,” kata Ali, Sabtu (26/10/2024).
Jasad pertama merupakan seorang ibu bernama Komalasari (29) dan jasad kedua merupakan seorang anak perempuan inisial DA (9)
“Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan suami korban, korban ini tewas sekitar dini hari, dan ditemukan sudah tergantung, kemudian saksi menurunkan kedua jenazah korban, lalu memanggil pihak berwenang,” kata dia.
Suami korban melihat sudah ada tiga tali tambang di palang pintu rumahnya, namun yang satu tali tambang di palang pintu menuju dapur tidak ada jasad.
“Jadi jasad ibunya menggantung di palang pintu kamar utama, jasad anak perempuannya di palang pintu kamar kedua, sedangkan satu tali di palang pintu dapur tidak terdapat jenazah. Saat ini jasad sudah dievakuasi dan dalam penangan tim Inafis di RSUD Karawang,” ungkapnya.
Mengenai motif dari dugaan gantung diri tersebut, Ali mengaku, pihaknya masih mendalami. “Penyidik juga, akan mendalami peristiwa ini apakah benar murni bunuh diri atau ada motif lain. Kita belum tahu, nanti saja kalau sudah jelas semua,” ucapnya.
(KE)