Fhoto : Hendrik ( Sekretaris Redaksi Newslinkaktual)
JAKARTA, NEWSLINKAKTUAL. COM, —
Di era modern sekarang ini, krisis kepemimpinan bukan hal yang baru lagi,menyalahgunakan wewenang demi mencapai tujuan pribadi dan kelompok merupakan serangkaian kasus yang sering ditemui di Indonesia.
Sekretaris Redaksi Newslinkaktual, Hendrik ia mengatakan hukum dan Peraturan seolah-olah tunduk kepada penguasa.
“Kepemimpinan dalam Era Reformasi Birokrasi”, Rabu (30-10-2024).
Namun menurut Hendrik ilmu harus diselaraskan dengan pikiran dan hati,sehingga ketika seseorang menjadi pemimpin, ilmu tersebut tidak akan membutakan mata dan hatinya.
Karna “Seorang pemimpin tidak cukup hanya dekat dengan masyarakatnya tanpa mengajarkan hal-hal baik”. Karena itulah, perlunya pemimpin menjadi contoh keteladanan yang mengayomi, melayani dan mengajarkan keilmuan ditengah-tengah masyarakat.kata Hendrik.
Lanjut Hendrik menuturkan krisis kepemimpinan saat ini berakar pada ambisi, kepentingan kekuasaan dan uang.Ketiga hal inilah yang akhirnya menjadi landasan politik untuk mengatur, merubah, bahkan memanipulasi kehidupan sosial masyarakat dengan dalih demokrasi.
“Akhirnya, lambat laun hal tersebut menjadi cerminan budaya pemimpin yang tidak memiliki kredibilitas abdi negara. Dan disinilah akhirnya, kepercayaan masyarakat kepada pemimpin tersebut semakin pudar. Tentu imbasnya, rasa nasionalisme pada diri seseorang-pun tidak lagi memiliki arti,”.
Selaras dengan falsafah kuno, menurutnya, kesederhanaan adalah bentuk dari kebijaksanaan. Hal inilah yang ia terapkan sebagai pemimpin.
Karna untuk menerapkan hal-hal tersebut yang berakar dari kesederhanaan terkadang tidak sesuai dengan gaya hidup akademisi saat ini. “Di sinilah kepekaan dalam mengembangkan kemampuan softskill diperlukan,” pungkas Hendrii
(RD)