Foto : Satpol PP Membubarkan Aksi Massa Piknik Melawan di depan Gerbang DPR – MPR RI
JAKARTA,NEWS LINK AKTUAL.com–
Massa aksi “Piknik Melawan” meminta atensi Gubernur Jakarta Pramono Anung usai Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membubarkan aksi damai mendirikan tenda di seberang Gerbang Pancasila Gedung DPR/MPR RI, Jalan Gelora, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Selatan.
“Kami mendesak Gubernur Pramono untuk menindaklanjuti apa yang dilakukan Satpol PP Jakarta hari ini,” kata perwakilan massa aksi bernama Al saat dihubungi NEWS Linkaktual.com,Kamis (10/4/2025).
Massa juga menyayangkan sikap petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR RI dan Satpol PP yang terkesan saling lempar tanggung jawab.
Pasalnya, massa Piknik Melawan mendirikan tenda di atas trotoar setelah sebelumnya dipindahkan secara paksa oleh Pamdal DPR RI.
Sebelumnya, tenda didirikan tepat di depan Gerbang Pancasila. “Tapi, saat di trotoar, kami juga dibubarkan oleh Satpol PP, tidak adanya koordinasi antarintansi,” tegas dia.
Al menyampaikan, pembubaran dilakukan oleh Satpol PP yang berjumlah lebih kurang 30 orang.
“Anggota Satpol PP yang dipimpin oleh saudara Teguh B menggunakan pengeras suara untuk memerintahkan pasukan untuk mengangkut tenda dan barang-barang peserta aksi,” kata Al dalam keterangan resmi
Pengangkut tenda dan beberapa logistik sempat tertahan karena menunggu negosiasi antara peserta aksi dari Tim Advokasi Untuk Demokrasi (TAUD) dengan pimpinan operasi pembubaran aksi.

Foto : Usai Pembubaran aksi massa oleh satpol PP di depan Gerbang DPR-MPR RI
Dalam negosiasi tersebut, Satpol PP bersikukuh demonstran telah melanggar peraturan dengan menggunakan trotoar sebagai tempat aksi.
Terus Suarakan Penolakan RUU TNI Al mengatakan, Satpol PP mengaku membubarkan aksi karena menerima aduan dari masyarakat terkait pendirian tenda di atas trotoar yang mengganggu pejalan kaki.
“Kami telah melewati proses diskusi panjang untuk memastikan bahwa trotoar adalah tempat umum yang dapat digunakan untuk aksi.
Namun, koordinator Satpol PP bersikeras untuk membubarkan aksi damai kami,” ujar Al.
Di sisi lain, peserta aksi Piknik Melawan mendirikan tenda di atas trotoar setelah pihak pengamanan DPR memaksa mereka memindahkan tenda yang sebelumnya didirikan tepat di Gerbang Pancasila.
“Perwakilan peserta aksi telah meminta pimpinan Pamdal DPR Rl untuk datang dan berdialog dengan kami serta Satpol PP,” tutur Al.
“Tapi Satpol PP berdalih bahwa wewenang dan urusan Pamdal DPR RI tidak berlaku di area trotoar karena masuk wewenang Satpol PP,” lanjut dia, Dalam proses negosiasi disebutkan tidak ada upaya diskusi, dialog, dan penghormatan terhadap hak untuk menyampaikan aspirasi di muka umum
” Pimpinan Pamdal DPR RI tidak mau turut serta untuk bertanggung jawab dan ikut berdiskusi atas pemindahan lokasi aksi tersebut,” tegas dia.
Meski begitu, upaya pembubaran terus berlanjut. Satpol PP disebut menggoyangkan tenda yang di dalamnya masih terdapat peserta aksi. Al mengatakan, setelah negosiasi panjang, kedua pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan.
Akibatnya, Satpol PP membongkar tenda secara paksa dan mengangkut sejumlah barang pribadi milik peserta aksi, termasuk tenda, makanan, dan minuman.
“Terdapat beberapa perdebatan dan tarik-menarik di setiap tenda, dari mulai perusakan, pembukaan tenda secara paksa, lalu mengangkut paksa makanan dan minuman milik peserta aksi,” ujar dia.
“Terdapat pula elemen ibu-ibu dari peserta aksi yang berusaha naik ke dalam truk untuk mengambil kembali makanan dan minuman. Akan tetapi terjadi gesekan antara anggota Satpol PP dengan ibu-ibu tersebut,” tambah dia.
Di salah satu tenda yang ditempati peserta aksi perempuan, sempat terjadi tarik-menarik yang alot hingga salah satu peserta mengaku dipukul dari arah luar.
“Apalagi pembubaran yang dilakukan oleh Satpol berdampak syok mental ke beberapa peserta aksi karena dilakukan secara paksa,” pungkas dia.
(SP)