Satpol PP Meringkus Penjual Tramadol di Tanah Abang Jakarta Pusat

Foto : Obat Tramadol

JAKARTA,NEWS LINK AKTUAL.com–

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta telah menangkap beberapa penjual tramadol di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, beberapa pelaku yang ditangkap sudah diserahkan ke dinas sosial.

“Sampai saat ini ada beberapa (pelaku) yang diserahkan ke Dinas Sosial seperti di Jakarta Barat,” kata Satriadi dilansir dari Antara, Senin (12/5/2025).

Satriadi menjelaskan, beberapa pelaku menjual tramadol secara eceran, salah satunya di KS Tubun.

Dari lokasi tersebut. dua orang pelaku sudah ditangkap. Di sisi lain, Satpol PP DKI Jakarta berkoordinasi dengan tim terpadu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan (Dinkes), serta TNI-Polri untuk mengatasi penjualan tramadol secara bebas di Tanah Abang. Dalam kerja sama itu, dilakukan penelusuran lokasi-lokasi penjualan tramadol secara bebas.

“Kita menyisir ke tempat penjualan obat,” kata Satriadi. Diberitakan sebelumnya, obat keras tramadol dijual bebas di depan Museum Tekstil atau trotoar Jalan KS Tubun arah Pasar Tanah Abang Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Obat pereda nyeri itu dijual secara terang-terangan kepada pengguna jalan yang melintas di Jalan KS Tubun.

Pembeli berkendara menggunakan sepeda motor di Jalan KS Tubun dari arah Pasar Tanah Abang menuju Petamburan.

Pejalan Takut Melintas Saat memasuki area jembatan, tampak lima orang di sebelah kanan jalan, yakni empat pria dan satu perempuan.

Mereka duduk di balik besi pembatas jalan dengan kursi plastik, tepat di bawah pohon. Namun, mereka tidak duduk berdekatan, melainkan berjauhan satu sama lain dengan jarak sekitar lima meter. Sementara itu, satu pria di ujung paling kanan tampak mengenakan kaus hitam lengan pendek, topi, sandal jepit, dan celana jin.

Ia terlihat jongkok, bersandar pada tembok pembatas, tepat di atas trotoar sisi kanan Jalan KS Tubun. Di tangan kiri pria yang rambutnya memutih itu tampak sejumlah obat.

Ia menawarkan tramadol kepada seorang pengendara motor yang melambatkan kendaraannya di sisi kanan Jalan KS Tubun. Kompas.com tetap melajukan kendaraan, lalu memutar balik, kembali ke Jalan KS Tubun dari arah Petamburan menuju Pasar Tanah Abang Blok G

Tepat di depan Museum Tekstil, seorang pria berkaus abu-abu lengan pendek dan celana pendek berbahan jin tampak berjongkok sambil menyandarkan tubuhnya pada kanstin trotoar.

Saat itu, arus lalu lintas tampak tersendat karena ada JakLingko yang sedang menurunkan penumpang. Oleh karena itu, para penjual di Jalan KS Tubun arah Pasar Tanah Abang Blok G ini menawarkan tramadol kepada siapa saja yang mendekatinya.

Setelah pria berkaus abu-abu lengan pendek itu, setidaknya ada lebih dari 10 pria yang diduga menjual tramadol secara terang-terangan kepada warga.

Salah satu dari mereka bahkan memperlihatkan gestur menawarkan obat keras kepada pengguna jalan yang melintas, sambil melambaikan tangan seolah mengajak untuk mendekat.

Lambaian tangan tersebut dilakukan dengan telapak tangan menghadap ke atas dan jari-jari digerakkan berulang kali ke arah dirinya. Sementara, di ujung deretan diduga penjual ini, terdapat seorang pria yang duduk di kursi plastik hitam, mengenakan kemeja hitam dengan kaus sebagai dalaman, dan topi hitam.

Pandangannya selalu mengarahkan ke para penjual, seolah sedang memantau. Namun, tangan pria ini tidak terlihat memegang obat tramadol.

Di tangan kirinya terdapat sejumlah uang, sementara tangan kanannya memegang ponsel. Di trotoar Jalan KS Tubun arah Pasar Tanah Abang Blok G, mereka berjualan setelah deretan pedagang barang bekas dan berdampingan dengan beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang menjual minuman atau kopi.

Pemotor yang Melambat menghampiri penjual tramadol yang menggunakan kaus abu-abu berlengan pendek.

“Berapaan, Bang?” tanya Kompas.com kepada penjual. “Rp 35.000,” jawab singkat penjual.

Pejalan Takut Melintas “Satu strip tramadol kan?” tanya Kompas.com. “Iya, satu papan (tramadol isi 10 butir),” kata dia.

Meski terbilang singkat, transaksi tetap dilakukan secara terbuka. Tak menghiraukan pejalan kaki yang sedang melintas atau pengendara lain.

Tramadol merupakan obat keras yang dilarang dijual tanpa resep dokter karena berbahaya bagi kesehatan. Polisi kerap kali menangkap penjual obat keras ini. Namun, mereka kembali muncul lagi dan lagi

(RL)

L

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *