Anies Baswedan
Jakarta,-Bakal calon presiden Anies Baswedan dicap sebagai pengkhianat. Anies dianggap telah berbohong terhadap partai politik pengusungnya, Partai Demokrat, soal pilihan calon wakil presiden (cawapres).
Lantaran hal ini, Anies pun buka suara usai Partai Demokrat resmi mencabut dukungan terhadap dirinya karena berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dalam keterangan , Anies meminta seluruh relawan untuk tetap solid, dan berharap dinamika politik yang saat ini terjadi tidak mengganggu fokus mereka.
Pernyataan Anies dalam video tersebut telah dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) Asri Tada.
“Kepada seluruh relawan, mari kita terus konsentrasi pada usaha kita untuk melakukan perubahan. Kita ingin Indonesia yang lebih adil, lebih maju, dan kita fokus di situ. Dinamika yang terjadi saat ini jangan mengganggu konsentrasi kita,” kata Anies yang tertera memberikan keterangan pada Jumat (1/9/2023) malam pukul 21.00 WIB.
Anies mengaku pada waktunya bakal memberikan penjelasan secara gamblang ihwal dinamika yang terjadi, meski tidak secara langsung menyebut nama Partai Demokrat atau PKB.
“Nanti pada waktunya akan ada penjelasan lengkap, sekarang kita fokus untuk melakukan perubahan,” tuturnya.
“Dan ingat kita harus ikhlas, artinya dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang, kita jalani insya Allah ikhtiar kita akan dimudahkan jalannya,” imbuhnya.
Terakhir, Anies juga berpesan agar seluruh relawan tetap solid dan semangat untuk berjuang bersama dirinya. Terlebih, kata dia, tinggal tersisa beberapa bulan lagi sebelum pendaftaran Capres-Cawapres resmi dibuka.
“Jaga semangat, terus solid,” pungkasnya.
Sebelumnya, Partai NasDem dikabarkan menjalin koalisi dengan PKB. Dalam koalisi itu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin disebut-sebut bakal mendampingi Anies sebagai cawapres.
Dua partai itu sebelumnya berada di koalisi berbeda. NasDem sebelumnya membangun koalisi dengan Demokrat dan PKS untuk mendukung Anies Baswedan.
Sementara itu, PKB tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo Subianto bersama Gerindra, Golkar, PAN, dan PBB.
Keputusan NasDem itu direspons keras oleh Demokrat. Mereka menarik dukungan dari Anies karena Agus Harimurti Yudhoyono batal dijadikan cawapres