Foto : Pria berinisial WK yang diduga polisi gadungan saat ditangkap di Bogor.
BOGOR,NEWS LINK AKTUAL.com–
Polresta Bogor Kota menangkap polisi gadungan berinisial WK (28) karena diduga melakukan penipuan hingga ratusan juta rupiah. Penangkapan WK berawal dari laporan warga ke nomor WhatsApp Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo.
“Bahwa ini berawal dari laporan ke WA Bapak Kapolresta yang di mana masyarakat merasa tertipu oleh polisi gadungan.
Yang mana, selain dia (pelaku) berkedok jadi polisi, dia juga menjadi Bea-Cukai dan BIN (gadungan),” Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi kepada wartawan, Sabtu (15/2/2025).
Kombes Eko kemudian mengarahkan jajarannya untuk melakukan pengecekan dan menganjurkan korban membuat laporan resmi. Polisi menangkap WK ketika hendak kabur di Stasiun Cilebut .
Setelah itu, polisi melakukan pemeriksaan dan penggeledahan di tempat tinggal pelaku di Tanahsareal, Kota Bogor. Polisi menemukan barang bukti berupa seragam polisi dan dokumen yang diduga palsu.
“Barang bukti memang ada di situ dokumen-dokumen pengangkatan dia sebagai polisi, terus ada dari Bea-Cukai, terus pengangkatan dia sebagai BIN, penugasan dia di BIN, berbagai macamlah. Sudah dipastikan dia bukan polisi atau yang lainnya (anggota BIN dan Bea-Cukai),” kata Aji.
Aji mengatakan WK sempat menghilang dari Bogor setelah meminta uang dan berpamitan kepada bapak asuhnya untuk bekerja di Bea-Cukai. Namun WK kembali dan mengaku sudah menjadi polisi dan bertugas di BIN.
“Awalnya memang si WK ini mempunyai bapak asuh di wilayah Bogor. Kemudian, untuk mendapat sejumlah uang, si WK ini berpura-pura masuk (bekerja) Bea-Cukai, kemudian menghilang dari Bogor. Setelah beberapa tahun menghilang, kemudian kembali lagi dan menyamar jadi polisi,” kata Aji.
WK masih menjalani pemeriksaan di Polresta Bogor Kota. WK diduga menipu bapak asuhnya dan warga lain hingga mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah.
“Kerugian korban ratusan juta rupiah. Kenapa kerugian sampai ratusan juta, jadi kalau di laporan awal ke kita, kerugian hanya puluhan juta rupiah. Hanya, ketika dikembangkan, ternyata ada korban lainnya, sehingga kerugiannya ratusan juta,” katanya.
“Ini masih pemeriksaan. Kita lihat nanti ya seperti apa keterangannya, sementara itu. Yang jelasnya, korbannya lebih dari satu orang,” imbuhnya.
(BG)