Foto : Momen pelajar menggunakan perahu eretan di Kali Pesanggrahan
JAKARTA,NEWS LINK AKTUAL.com–
Keberadaan perahu eretan masih populer pada kalangan pelajar di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Di tengah berbagai mode transportasi modern, eretan masih menjadi andalan pelajar di kota metropolitan.
Khususnya bagi para pelajar di MTsN 13 Jakarta dan SMPN 31 Jakarta yang lokasinya tidak jauh dari Kali Pesanggrahan.
Berdasarkan pantauan News Linkaktul.com Minggu (9/2/2025), sejumlah pelajar terlihat menggunakan jasa penyeberangan itu.
Satu-satu mereka turun melalui tangga kayu ke arah kali. Tak menunggu lama, pengemudi perahu eretan langsung datang menghampiri.
Dengan memberikan upah jasa sebesar Rp 2.000, mereka sampai ke sisi sebarang tempatnya naik. Mayoritas pelajar telah ditunggui orang tua yang menjemputnya di seberang kali, ada juga yang melanjutkan dengan berjalan kaki.
Salah satunya siswi SMPN 31 Jakarta Jicelyn (14). Dia mengaku hampir setiap kali sepulang sekolah menggunakan jasa perahu eretan.
“Aku tuh setiap berangkat sekolah lewatnya muter, cuma setiap pulang lewatnya di sini, jadi bisa lima kali seminggu,”
Jicelyn mengaku tidak hanya seorang diri menggunakan perahu berbahan kayu itu. Biasanya dia menyeberang bersama teman-temannya.
“Ramean sama teman-teman, apalagi kalau pulang sekolah, rame banget sampai ngantre sampai belakang rumah gitu,” ucapnya.
Menurut Jicelyn, menggunakan perahu eretan lebih praktis dan tak membuang tenaga. Sebab, jika harus berjalan kaki, dirinya harus memutar jalan yang cukup jauh ke arah Pondok Betung.
“Kalau muter jalan sampai sini bisa sekitar setengah jam kali ya, karena jauh banget menurut aku. Kalau misalkan lewat sini, kan tinggal ke belakang sekolah terus nyeberang getek jadi simpel aja, lebih dekat,” tuturnya.
Di sisi lain, pengemudi perahu eretan di Kali Pesanggrahan, Hermawan (29), mengaku sebagian besar yang menggunakan jasanya adalah para pelajar.
“Kebanyakan di sini anak sekolah. Makanya, kalau dari penghasilan mah ya itu banyakan dari anak sekolah. Kalau liburan kan di sini sepi, paling satu dua yang nyeberang,” ucapnya.
Pria yang akrab dipanggil Wawan itu bahkan telah mengenali sejumlah pelajar yang kerap menggunakan jasa penyeberangannya. Adapun Wawan mengaku telah menggeluti pekerjaan itu sejak 2015.
“Banyak yang sudah tahu mukanya, bapak ibunya biasa sudah nungguin di atas kalau sudah pulang sekolahan,” pungkasnya.
(SP)