Fhoto :Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya
JAKARTA, Newslinkaktial. Com, —
Aksi unjuk rasa berujung pembubaran diskusi yang digelar oleh Forum Tanah Air (FTA) di Hotel GrandKemang, Jakarta Selatan, diklaim bukan atas pesanan dari siapa pun. Hal itu diungkapkan oleh para pelaku pembubaran diskusi terhadap kuasa hukumnya, Gregorius Upi.
“Berdasarkan informasi dari klien, mereka menyatakan tidak ada yang mengorder mereka untuk melakukan aksi demo yang berujung pada pembubaran diskusi,” kata Gregorius,Rabu (2/10/2024).
Dilandasi cinta Tanah Air Gregorius mengatakan, aksi pembubaran diskusi yang dilakukan kliennya murni atas inisiatif pribadi dan dilandasi rasa cinta terhadap Tanah Air.
“Melainkan oleh rasa cinta Tanah Air dan keinginan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.
Politik Hiburan dalam Pilkada 2024 Artikel Kompas.id Para pelaku pembubaran diskusi, kata Gregorius, meyakini bahwa setiap warga bertanggung jawab mencegah segala hal yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karena diskusi di Hotel GrandKemang dianggap para pelaku menyudutkan pemerintah, mereka akhirnya membubarkan kegiatan tersebut.
“Berdasarkan informasi yang diterima oleh klien saya, diskusi tersebut diduga menyudutkan pemerintah dan mengandung unsur yang dapat memicu keresahan masyarakat,” kata Gregorius.
Perbuatannya Meski begitu, para pelaku pembubaran diskusi mengaku menyesali perbuatannya.
Mereka siap bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
“Mereka menyesali tindakan mereka yang telah membuat kegaduhan,” ujar Gregorius.
Berbeda keterangan dengan polisi Keterangan yang disampaikan Gregorius berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Minggu
(29/9/2024).
Saat itu, Ade mengatakan bahwa salah satu pelaku melakukan aksi pembubaran karena mendapat orderan.
“Pada hari Jumat, 27 September 2024 pelaku FEK mendapatkan orderan (yang sedang kami dalami) untuk membubarkan aksi yang menentang pemerintahan dari FTA,” ujar Ade.
Memercayakan kepada polisi Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan, mengaku memercayakan kasus pembubaran diskusi di Kemang kepada polisi, termasuk soal ada atau tidaknya pesanan dalam aksi pembubaran diskusi di Kemang.
“Adakah pesanan atau tidak (dalam kasus pembubaran diskusi di Kemang) biar kita percayakan kepada penyidik untuk mengungkapnya,” ungkap Halili
(Rusli)