Benny : Freddy Budiman Awalnya Napi Kasus Kejahatan Jalanan, Masuk Lapas Jadi Bandar Besar Narkoba

Foto : Almarhum Freddy Budiman bandar Besar Narkoba.

Jakarta – Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto menceritakan betapa berbahayanya lembaga pemasyarakatan (lapas) bagi upaya pemberantasan narkoba. Contoh paling gampang adalah bandar besar narkoba Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati.

Menurutnya, awalnya Freddy Budiman hanyalah napi yang dipenjara karena kasus kejahatan jalanan. Setelah masuk ke lapas, Freddy malah bertransformasi menjadi bandar narkoba.

“Freddy Budiman awalnya napi kasus kejahatan jalanan. Namun setelah masuk lapas, dia mulai belajar jadi jaringan narkoba, sampai akhirnya menjadi bandar besar,” ujar Benny saat dimintai konfirmasi, Sabtu (7/10/2023).

Benny lantas mengenang dirinya ketika masih menjabat sebagai Direktur dan Deputi Bidang Pemberantasan Narkotika di Badan Narkotika Nasional (BNN). Saat itu, dirinya paling banyak melakukan operasi di lapas. Setiap BNN menangkap kurir narkoba jaringan internasional, komunikasinya pasti terhubung dengan napi yang ada di dalam lapas, di mana napi itu menjadi pengendali. Walhasil, BNN langsung mengidentifikasi napinya dan melakukan penangkapan, dengan bekerjasama bersama pihak Ditjen Pemasyarakatan.

“Dari sekian banyak kasus menunjukkan bahwa praktik seperti itu sudah lama sekali berlangsung. Ada yang bekerjasama dengan oknum petugas lapas, dan ada yang tidak. Ada 1.001 cara menyelundupkan SIM card HP dan HP-nya,” tuturnya.

“Karena kunci utama mengendalikan jaringan dengan komunikasi HP atau kurir yang datang langsung ke lapas,” sambung Benny.

Dia menegaskan hal-hal seperti melakukan komunikasi pemesanan narkoba dari luar negeri, mengendalikan kurir yang membawa masuk ke Indonesia, menerima pesanan dari para pengedar atau bandar skala menengah, hingga mengelola hasil penjualan narkoba, semua bisa dilakukan di dalam lapas.

Jika permasalahan di lapas ini tak kunjung bisa diberantas, lantas, bagaimana cara mengatasi masalah pengendalian sindikat dari dalam lapas? Benny mengatakan berbagai strategi sudah dibuat, tetapi tetap saja pengendalian narkoba dari dalam lapas bisa terjadi.

Dia pun mengakui tidak mudah untuk mengatasi masalah ini, karena praktik seperti ini sudah terlalu lama berlangsung sehingga sudah menjadi hal yang biasa.

“Kita dengar saja dari para mantan napi kalau bercerita tentang apa yang terjadi di dalam lapas. Pembenahan harusnya merujuk pada apa yang disampaikan para mantan napi, karena mereka lah yang mengalami dan tahu apa yang terjadi di dalam lapas,” jelasnya.

Benny menilai, perlu penempatan di tempat khusus yang steril dari alat komunikasi bagi napi narkoba yang telah dijatuhi hukuman mati namun belum dieksekusi.

Pasalnya, mereka lah yang paling berani dan nekat. Benny menyebut langkah itulah yang sampai sekarang belum bisa dilakukan. Buktinya, masih banyak kejadian alat komunikasi lolos di lapas. Malahan, penggunaan jammer saja tidak cukup.

Para napi rupanya masih bisa mengatasi jammer dengan penggunaan alat penguat sinyal. “Tindakan tegas terhadap oknum lapas juga perlu dilakukan. Apabila penyidik memeriksa napi dan terungkap ada kaitannya dengan oknum lapas, maka perlu diproses hukum dengan tegas, seperti yang kami lakukan dulu. Kalapas Narkotika Nusakambangan kami tangkap berikut anak dan cucunya, beberapa oknum lapas juga kami proses,” ungkap Benny.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *