Polres Pelabuhan Tanjung Priok Menggerebek Rumah Produksi Miras Palsu di Kalideres, Ternyata Diracik di Kamar Mandi
Jakarta, -Polres Pelabuhan Tanjung Priok menggerebek sebuah rumah di wilayah Kalideres, Jakarta Barat yang dijadikan tempat produksi minuman keras palsu.
Di dalam rumah 2 lantai itu, tersangka KS (42) telah menjalankan bisnis haramnya selama 3 tahun belakangan dan telah meraup keuntungan Rp 480 juta.
Dari pengamatan TribunJakarta.com dari foto penampakan rumah tersebut, terlihat bahwa kediaman tersangka KS yang dijadikan pabrik miras oplosan ini cenderung sempit.
Alhasil, KS harus memanfaatkan segala ruangan untuk meletakkan perlengkapan pembuatan miras oplosan.
Salah satunya kamar mandi yang dijadikan tempat penampungan dan pencucian botol-botol beling sekaligus pengisian alkohol oplosan.
Di kamar mandi itu, terlihat ratusan botol-botol yang telah siap isi diletakkan KS di dalam ember.
Mulai Rp 400 JutaanTribunnews.com
Lagi Cari Rumah di Tangerang? Ini Tawarannya, Mulai Rp 400 Jutaan
Ada juga sebuah galon berisi alkohol oplosan yang nantinya akan dipakai mengisi botol-botol kosong tersebut.
Galon tersebut dilengkapi keran untuk memudahkan pengisian miras ke dalam botol.
Sementara itu, lantai 2 rumah KS dijadikan tempat penyulingan minuman keras.
Beberapa drum yang dilengkapi selang disiapkan KS untuk menyuling miras dengan campuran alkohol medis, air, serta bahan perasa tertentu.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP Angga Surya mengatakan, omzet bulanan sindikat pembuat miras oplosan ini mencapai Rp 15 juta.
“Per bulannya sekitar Rp 10 sampai Rp 15 juta, total selama mereka berproduksi tiga tahun itu Rp 480 juta,” kata Angga di Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (22/9/2023
Kamar mandi rumah di Kalideres, Jakarta Barat, dijadikan tempat produksi minuman keras atau miras palsu.
Dalam praktiknya, KS membeli botol bekas seharga Rp 20-30 ribu dari tersangka MG (40) untuk kemudian disiapkan menjadi wadah miras oplosan.
Botol-botol bekas tersebut bentuknya sama seperti merek asli miras yang dipalsukan, misalnya Chivas Regal, Martel, hingga Red Label.
Konferensi pers ungkap kasus pabrik rumahan produsen miras palsu di Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
KS melakukan praktik penyulingan miras oplosan ini di dalam rumahnya, bermodalkan perlengkapan seperti drum, selang, hingga mesin pres tutup botol.
“Yang bersangkutan mencampurkan alkohol apotik dengan beberapa perasa, dan air,” kata Angga.
Miras palsu yang siap diedarkan kemudian dipasarkan KS secara online lewat media sosial dan aplikasi pesan singkat.
Setelah ada yang memesan, KS lalu mempekerjakan tersangka N (45) untuk menjadi kurir dengan bayaran Rp 400.000 per pekan.
“Dia jual per botol itu harganya kisaran Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta, tergantung merek,” kata Angga.
Adapun pengungkapan kasus ini bermula saat anggota Unit III Krimsus Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok menangkap N yang sedang membawa beberapa botol miras palsu di wilayah Sunter pada 15 Agustus 2023 lalu.
Adapun pengungkapan kasus ini bermula saat anggota Unit III Krimsus Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok menangkap N yang sedang membawa beberapa botol miras palsu di wilayah Sunter pada 15 Agustus 2023 lalu.
Dari situ, polisi mengembangkan kasus ini dan menggerebek rumah KS di Kalideres.
KS lalu mengungkapkan dirinya menerima botol-botol bekas dari MG yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat.
Dari pengungkapan kasus ini, ketiga tersangka disangkakan melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
Ketiganya juga dijerat Pasal 204 KUHP dan Pasal 386 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara